Minggu, 04 Maret 2012

Cintaku Ditolak Pak Guru

Betapa sakitnya ketika cinta kita ditolak, apalagi yang menolak pak guru idaman. Tentu saja beliau  punya alasan, tapi tetap saja aku patah hati, padahal usiaku  saat itu 14 tahun. Jika kuingat, duh benar benar kelewatan, masih kecil sudah ingin pacaran.


Rumahku tak jauh dari Ancol, di sebuah jalan  yang penduduknya sangat padat. Di sana ada rumah  mewah  dan juga rumah petak.  Tetanggaku dari berbagai bangsa, ada  India, Arab dan China. Kami hidup berdampingan dengan aman dan damai.


Pada suatu hari, entah atas inisiatif siapa, tiba tiba ada pengumuman dari pak RT : ” Siapa yang mau belajar bahasa Inggris, silahkan daftar dan kursus diadakan  di  aula sekolah dari jam 7 sampai 8 malam,  hari Rabu dan Jumat .  Gratis! “


Pucuk di cinta ulam tiba, kebetulan  sejak masuk SMP aku suka sekali bahasa Inggris, mau kursus ngga punya duit.  Lalu aku dan beberapa teman   datang ke pak RT  untuk mendaftar .Jam 6.30  malam  kami berkumpul di rumah lalu berangkat bersama sama ke aula sekolah.


Tiba di sana  pak guru sudah ada , lalu dia memperkenalkan diri.  Namanya pak Ben asal Jawa Tengah, bekerja di salah satu kedutaan asing di Jakarta.  Berbadan tinggi besar, berkulit sawo matang, dan matanya sejuk dipandang. Tutur katanya halus dan sopan.   Beberapa teman cewek  mulai salah tingkah.


Aku tak pernah absen kursus bahasa Inggris karena pak Ben membuatku makin semangat. Caranya  mengajar sangat sabar, senyum tak lepas dari bibirnya.   Di kelas aku selalu tampil berani. Mau salah mau benar yang penting ngomong Inggris.  Aku selalu dijadikan contoh bagi teman teman lain yang takut ngomong. Diam diam aku suka padanya.


Suatu hari aku jatuh sakit, dan tak kusangka dia datang menengokku ke rumah.  Dengan malu malu aku bertanya, ” Pak , bolehkah aku memanggilmu mas Ben saja?  karena bapak terlalu muda dipanggil bapak" Dia tersenyum sambil mengangguk.


” Pak ..eh maaf Mas Ben…  , mampir saja ke rumahku sebelum mengajar, mas  kan pasti capek dari tempat kerja langsung  ke aula sekolah.”  Tiba tiba matanya tertegun memandangku, mungkin pikirnya koq perhatian banget.


” Kita lihat saja nanti ya dek?….yang penting kamu sembuh dulu. ” ujarnya. Kami bicara sebentar lalu dia pamit pulang, duh aku merasa terbang ke awan.


Sejak saat itu Mas Ben selalu mampir ke rumahku sebelum mengajar.  Keluargaku sangat menyukainya dan aku mulai mencintainya….gawat deh…


Suatu hari mas Ben mengundangku ke acara ulang tahunnya yang ke 26, pesannya ” Datang ya dek hari Sabtu depan…mas tunggu lho ! “


Hari Sabtu sore  aku sibuk menata diri, rambut panjangku tertata dengan rapi.  Kuajak Raj teman Indiaku untuk menemani. Kami pun berboncengan dengan vespa jadulnya.


Tiba di rumah mas Ben orang orang sudah ramai.  Raj langsung duduk diluar dan aku ke dalam mencarinya . Tiba tiba ada yang memanggilku dari belakang, ketika aku memutar badan oh ternyata mas Ben yang keren dengan jas birunya. Tangannya  terbentang lalu aku dipeluk dengan erat.


” Selamat ulang tahun mas…semoga sehat dan bahagia selalu.” ujarku yang  masih bersandar di dadanya.


Aku mengajak Raj masuk kedalam, kami semua duduk  mengelilingi ruang tamu yang lumayan besar. Musik mengalun dengan indahnya,  entah lagu apa aku lupa. Tiba tiba mas Ben datang mendekatiku dan berbisik ” Mas ingin berdansa dengan mu.”   Malu, bahagia dan  bingung menjadi satu. Malu karena para tamu memandangku, bahagia karena aku merasa istimewa, bingung karena aku tak bisa berdansa. Mas Ben tetap memaksa dan mengatakan ikuti langkahnya saja.


Musik mengalun indah, mas Ben memeluk dengan sopan, tanganku melingkar di lehernya. Perlahan ia mengajariku berdansa dan ternyata aku cepat bisa. Satu lagu tak cukup baginya , lalu diputar  musik  kedua,  kami terus berdansa. Walau ruang remang remang tak pernah kurasakan sentuhan nakalnya .  Aku makin cinta padanya.


Acara tiup lilin tiba, lampu dimatikan semua….Lilin diatas kue di nyalakan satu satu oleh seorang gadis cantik berkulit putih.  Tiba tiba mas Ben berdiri di sampingnya dan memandang penuh cinta. Lagu ulang tahun dinyanyikan, lilin ditiup di iringi tepuk tangan. Lalu mas Ben memberikan pengumuman,


” Terima kasih untuk teman teman yang sudah datang ke acara ulang tahun saya. Sungguh hari ini sangat istimewa, karena disamping  merayakan ulang tahun , saya juga  bertunangan dengan Ita , kekasih saya selama 2 tahun. ” Entah ingin memberi kejutan pada teman temannya , karena sejak datang ke pesta , kami semua tak melihat Ita.


Airmataku menetes ketika kulihat mereka berdansa dengan mesra.  Dunia terasa berputar, walau acara belum usai, tapi aku ingin berlari menjauh darinya. Kutarik lengan Raj dan diam diam kami  menyelinap keluar.


Sejak itu aku tak lagi semangat kursus bahasa Inggris, beberapa kali mas Ben datang ke rumah tapi aku tak ingin menemuinya.  Suatu hari atas izin keluargaku, mas Ben masuk ke kamarku, katanya dia ingin bicara serius denganku.  Pintu kamar tetap terbuka, dengan malas aku bangun dan duduk di sisi tempat tidur,  mas Ben menarik kursi dan bicara  berhadapan denganku.


Aku menunduk hampir menangis, hatiku rindu ingin memeluknya, tapi mas Ben  sudah bertunangan. Lalu dia mengangkat daguku dengan lembut, matanya yang teduh memandangku.


” Dek, look at me..please dengarkan baik baik. Mas mengerti apa yang kamu rasakan, tapi  kamu jangan salah paham. Selama ini mas menganggapmu adik dan tak lebih dari itu. Kamu masih kecil dek…usia kamu 14 tahun, belum pantas punya pacar. Kamu murid yang pintar, mas ingin suatu hari kamu keluar negeri dan berbicara bahasa Inggris dengan fasih.  Ingat ya dek…mas selalu sayang kamu.”


Aku memeluknya dan menumpahkan sesak di dada dengan airmata. Mas Ben mengusap rambutku dan mencium keningku…lalu ia pamit pulang. Sejak itu ia  tak lagi mengajar karena sibuk mempersiapkan pernikahan.

Tukang pos datang mengantarkan undangan, hari bahagia itu segera tiba. Mas Ben dan Mbak Ita akan menikah, tapi aku tak sanggup menghadirinya…


Andai aku bertemu lagi, ingin kukatakan padanya, ” Mas Ben lihatlah aku sekarang, tinggal di luar negeri dan pandai berbahasa Inggris. Terima kasih guruku.”


Doaku untuk mas Ben dan keluarga dimanapun kini berada. Semoga sehat dan selalu bahagia. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar