Sebut saja Ira (nama samaran, usia 35 th) , wanita cantik yang sudah memiliki segalanya di Indonesia. Sukses meniti karir di salah satu bank swasta. Memiliki apartemen plus mobil mewah. Suatu hari ia jatuh cinta dengan seorang bule yang dikenalnya lewat seorang teman. Ibu dan kakak kakak Ira sudah mengingatkan, bahwa baru kenal jangan mudah mengambil keputusan, tapi ia tak peduli dengan nasihat keluarganya, maklum sedang jatuh cinta. Beberapa bulan kemudian Ira dan kekasih bulenya menikah di Indonesia dengan pesta meriah di hotel mewah. Ira berhenti bekerja, menjual apartemennya, lalu pindah ke negara suaminya.
CATATAN HATI
Menulis Yang Tersurat, Membaca Yang Tersirat
Minggu, 09 September 2012
Ibu…Jangan Sakiti Anak Anakmu
Puisi ini diihlami oleh sebuah peristiwa pedih semalam. Seorang ibu kandung, memaki anak gadisnya dengan membawa nama kebun binatang. Si gadis manis menangis sembunyi ketakutan.
Pantaskah dia menerima makian menyakitkan, hanya untuk sebuah kesalahan yang mudah diperbaiki?
Hati saya perih dan bertanya ” Mengapa seorang ibu tak mampu menjaga lidah ? Mengapa ia tak bersyukur menerima titipanNYA? “
Australia, Negeri Impian Para Imigran
Hidup di Australia sangatlah nyaman , tak heran negara ini menjadi salah satu tujuan para imigran. Penduduk Australia yang terdiri dari berbagai bangsa diperlakukan sama, tak peduli apa agama atau warna kulitnya. Walau ada yang mengatakan bahwa hidup di Australia sangatlah sulit dan mahal, terutama bagi para pendatang. Menurut pendapat saya Australia adalah negara idaman, yang memiliki standard hidup berkwalitas disegala bidang seperti, pendidikan, pelayanan sosial , kepegawaian , kependudukan dll.
Titip Menitip Antar Teman Ketika Kita Pulang Kampung.
Kalau kita hendak pulkam, biasanya teman teman suka nitip ini itu untuk keluarga mereka di Indonesia. Sungguh aku rela banget dititipin apapun asal syaratnya tak berat karena barang bawaan buat keluarga juga banyak.
Dari tahun 1999 sampai 2006 , setahun sekali saya mengunjungi anak yang menetap di Amerika. Biasanya saya tinggal selama enam bulan (sesuai izin tinggal) lalu kembali ke Indonesia. Selama itu pula setiap hendak pulang teman temanku nitip sesuatu, seperti barang barang kecil atau uang. Seperti Lina sahabatku pernah menitip laptop yang harganya cukup wah, untuk anaknya yang kuliah di kedokteran. Tentu saja aku harus hati hati membawanya. Ada juga sahabat lain sebut saja Rina yang nitip mainan untuk cucu lelakinya. Lalu keluarga mereka datang ke rumah ku untuk mengambil titipan.
Langganan:
Postingan (Atom)